-
13 Jul 2025
-
Dilihat: (48)
Makin Langka Pengrajin Gula Aren
Informasi Produk UMKM
- PIRT:
- BPOM:
- Pemilik UMKM: Wahyudin Nisun
- NIB:
- Alamat: Desa Baseh
-
WhatsApp Produk:
Pesan Sekarang
Kelangkaan gula aren bisa disebabkan
oleh beberapa faktor, baik dari sisi alam, produksi, maupun distribusi. Berikut
adalah penyebab utamanya:
1.
Faktor Alam dan Cuaca
- Perubahan iklim:
Musim kemarau panjang atau hujan berlebihan bisa mengganggu produksi nira
dari pohon aren.
- Kerusakan tanaman:
Pohon aren bisa terserang hama, penyakit, atau rusak karena bencana alam
(angin, longsor, dll).
2.
Produksi yang Menurun
- Minimnya regenerasi petani: Anak muda kurang tertarik jadi petani aren,
menyebabkan jumlah pengrajin menurun.
- Kurangnya perawatan pohon: Banyak pohon aren tua tidak diremajakan, sehingga
hasil nira menurun.
- Kurangnya teknologi pengolahan: Pengolahan masih manual dan lambat, membuat produksi
tidak efisien.
3.
Permintaan yang Meningkat
- Naiknya permintaan:
Gula aren semakin populer sebagai pemanis alami, termasuk di pasar ekspor.
- Industri makanan dan minuman: Banyak industri kuliner menggunakan gula aren sebagai
bahan baku utama.
4.
Distribusi dan Pemasaran
- Rantai distribusi panjang: Harga bisa naik karena terlalu banyak perantara.
- Kurangnya akses pasar langsung: Petani sulit menjual langsung ke konsumen atau
industri besar.
5.
Kebijakan dan Dukungan Pemerintah
- Minimnya subsidi atau pelatihan: Petani sering kekurangan dukungan dari pemerintah
dalam bentuk pelatihan, alat produksi, atau pemasaran.
6.
Alih Fungsi Lahan
- Konversi lahan:
Lahan pohon aren berkurang karena digunakan untuk perumahan, perkebunan
sawit, atau tambang.
Gula aren dan gula merah sering
dianggap sama karena warnanya yang mirip dan sama-sama berasal dari nira.
Namun, keduanya memiliki perbedaan penting dalam bahan baku, proses pembuatan,
dan rasa. Berikut penjelasannya:
1.
Bahan Baku
- Gula Aren:
Terbuat dari nira pohon aren (Arenga pinnata).
- Gula Merah:
Bisa berasal dari nira pohon kelapa (Cocos nucifera), kadang juga dari
pohon siwalan (lontar), tapi sering dipasarkan dengan sebutan “gula
kelapa”.
2.
Warna dan Tekstur
- Gula Aren:
- Warna: Cokelat gelap atau kehitaman.
- Tekstur: Lebih lembut, mudah hancur, kadang agak
basah.
- Gula Merah:
- Warna: Cokelat terang hingga kemerahan.
- Tekstur: Lebih keras dan padat, lebih kering.
3.
Rasa dan Aroma
- Gula Aren:
Rasa lebih kaya dan kompleks, aroma harum khas (karamel atau smokey).
- Gula Merah:
Rasa lebih manis polos, tidak sekompleks gula aren, aroma lebih ringan.
4.
Proses Pembuatan
- Gula Aren:
Dibuat dengan cara memasak nira aren hingga mengental lalu dicetak, sering
tanpa tambahan bahan lain.
- Gula Merah:
Prosesnya mirip, tapi nira kelapa lebih cepat fermentasi, kadang
ditambahkan bahan pengawet alami (seperti kapur sirih).
5.
Harga dan Ketersediaan
- Gula Aren:
Biasanya lebih mahal karena proses panen nira aren lebih sulit dan
hasilnya lebih sedikit.
- Gula Merah:
Lebih murah dan mudah ditemukan di pasaran.
6.
Penggunaan
- Gula Aren:
Umumnya digunakan untuk minuman tradisional seperti es cendol, kopi susu
gula aren, atau jenang.
- Gula Merah:
Digunakan untuk masakan sehari-hari seperti opor, sayur lodeh, atau
sambal.
Di Desa Baseh Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas masih bisa dijumpai beberapa penderes/ pengrajin gula aren
di wilayah Grumbul Buaran dan Grumbul Pondoklakah Desa Baseh. Dengan harga Rp
20.000 per kg kita bisa mendapatkan gula aren dengan kualitas super, asli dan
higenis.