Sistem Informasi Desa Baseh

shape shape

Makin Langka Pengrajin Gula Aren

Informasi Produk UMKM
  • PIRT:
  • BPOM:
  • Pemilik UMKM: Wahyudin Nisun
  • NIB:
  • Alamat: Desa Baseh
  • WhatsApp Produk:
    Pesan Sekarang

Kelangkaan gula aren bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari sisi alam, produksi, maupun distribusi. Berikut adalah penyebab utamanya:

1. Faktor Alam dan Cuaca

  • Perubahan iklim: Musim kemarau panjang atau hujan berlebihan bisa mengganggu produksi nira dari pohon aren.
  • Kerusakan tanaman: Pohon aren bisa terserang hama, penyakit, atau rusak karena bencana alam (angin, longsor, dll).

2. Produksi yang Menurun

  • Minimnya regenerasi petani: Anak muda kurang tertarik jadi petani aren, menyebabkan jumlah pengrajin menurun.
  • Kurangnya perawatan pohon: Banyak pohon aren tua tidak diremajakan, sehingga hasil nira menurun.
  • Kurangnya teknologi pengolahan: Pengolahan masih manual dan lambat, membuat produksi tidak efisien.

3. Permintaan yang Meningkat

  • Naiknya permintaan: Gula aren semakin populer sebagai pemanis alami, termasuk di pasar ekspor.
  • Industri makanan dan minuman: Banyak industri kuliner menggunakan gula aren sebagai bahan baku utama.

4. Distribusi dan Pemasaran

  • Rantai distribusi panjang: Harga bisa naik karena terlalu banyak perantara.
  • Kurangnya akses pasar langsung: Petani sulit menjual langsung ke konsumen atau industri besar.

5. Kebijakan dan Dukungan Pemerintah

  • Minimnya subsidi atau pelatihan: Petani sering kekurangan dukungan dari pemerintah dalam bentuk pelatihan, alat produksi, atau pemasaran.

6. Alih Fungsi Lahan

  • Konversi lahan: Lahan pohon aren berkurang karena digunakan untuk perumahan, perkebunan sawit, atau tambang.

 

Gula aren dan gula merah sering dianggap sama karena warnanya yang mirip dan sama-sama berasal dari nira. Namun, keduanya memiliki perbedaan penting dalam bahan baku, proses pembuatan, dan rasa. Berikut penjelasannya:


1. Bahan Baku

  • Gula Aren: Terbuat dari nira pohon aren (Arenga pinnata).
  • Gula Merah: Bisa berasal dari nira pohon kelapa (Cocos nucifera), kadang juga dari pohon siwalan (lontar), tapi sering dipasarkan dengan sebutan “gula kelapa”.

2. Warna dan Tekstur

  • Gula Aren:
    • Warna: Cokelat gelap atau kehitaman.
    • Tekstur: Lebih lembut, mudah hancur, kadang agak basah.
  • Gula Merah:
    • Warna: Cokelat terang hingga kemerahan.
    • Tekstur: Lebih keras dan padat, lebih kering.

3. Rasa dan Aroma

  • Gula Aren: Rasa lebih kaya dan kompleks, aroma harum khas (karamel atau smokey).
  • Gula Merah: Rasa lebih manis polos, tidak sekompleks gula aren, aroma lebih ringan.

4. Proses Pembuatan

  • Gula Aren: Dibuat dengan cara memasak nira aren hingga mengental lalu dicetak, sering tanpa tambahan bahan lain.
  • Gula Merah: Prosesnya mirip, tapi nira kelapa lebih cepat fermentasi, kadang ditambahkan bahan pengawet alami (seperti kapur sirih).

5. Harga dan Ketersediaan

  • Gula Aren: Biasanya lebih mahal karena proses panen nira aren lebih sulit dan hasilnya lebih sedikit.
  • Gula Merah: Lebih murah dan mudah ditemukan di pasaran.

6. Penggunaan

  • Gula Aren: Umumnya digunakan untuk minuman tradisional seperti es cendol, kopi susu gula aren, atau jenang.
  • Gula Merah: Digunakan untuk masakan sehari-hari seperti opor, sayur lodeh, atau sambal.

Di Desa Baseh Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas masih bisa dijumpai beberapa penderes/ pengrajin gula aren di wilayah Grumbul Buaran dan Grumbul Pondoklakah Desa Baseh. Dengan harga Rp 20.000 per kg kita bisa mendapatkan gula aren dengan kualitas super, asli dan higenis.


Tulis Komentar